Rabu, 20 Maret 2013

Sejarah Kota Bandung

Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Jawa Barat sekaligus menjadi ibu kota provinsi tersebut. Kota ini terletak 140 km sebelah tenggara Jakarta, dan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya menurut jumlah penduduk. Sedangkan wilayah Bandung Raya ( Wilayah Metropolitan Bandung ) merupakan metropolitan terbesar ketiga di Indonesia setelah Jabodetabek dan Gerbang Kertosusila ( Grebangkertosusilo). Di kota yang bersejarah ini, berdiri sebuah perguruan tinggi teknik pertama di Indonesia (Technische Hoogeschool te Bandoeng - TH Bandung , sekarang Institut Teknologi Bandung - ITB) . Menjadi ajang pertempuran di masa kemerdekaan serta pernah menjadi tempat berlangsungnya Konferensi Asia- Afrika 1955 ,[3] suatu pertemuan yang menyuarakan semangat anti kolonialisme , bahkan Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru dalam pidatonya mengatakan bahwa Bandung adalah ibu kota nya Asia- Afrika. Pada tahun 1990 kota Bandung menjadi salah satu kota paling aman di dunia berdasarkan survei majalah Time. Kota kembang merupakan sebutan lain untuk kota ini, karena pada jaman dulu kota ini dinilai sangat cantik dengan banyaknya pohon-pohon dan bunga-bunga yang tumbuh di sana. Selain itu Bandung dahulunya disebut juga dengan Parijs van Java karena keindahannya. Selain itu kota Bandung juga dikenal sebagai kota belanja, dengan mall dan factory outlet yang banyak tersebar di kota ini, dan saat ini berangsur-angsur kota Bandung juga menjadi kota wisata kuliner. Dan pada tahun 2007, British Council menjadikan kota Bandung sebagai pilot project kota terkreatif se- Asia Timur. Saat ini kota Bandung merupakan salah satu kota tujuan utama pariwisata dan pendidikan. Kota Bandung dikelilingi oleh pegunungan, sehingga bentuk morfologi wilayahnya bagaikan sebuah mangkok raksasa, secara geografis kota ini terletak di tengah-tengah provinsi Jawa Barat, serta berada pada ketinggian ±768m di atas permukaan laut, dengan titik tertinggi di berada di sebelah utara dengan ketinggian 1.050m   di atas permukaan laut dan sebelah selatan merupakan kawasan rendah dengan ketinggian 675meter di atas permukaan laut. Kota Bandung dialiri dua sungai utama, yaitu Sungai Cikapundung dan Sungai Citarum beserta anak-anak sungainya yang pada umumnya mengalir ke arah selatan dan bertemu di Sungai Citarum . Dengan kondisi yang demikian Bandung selatan sangat rentan terhadap masalah banjir terutama pada musim hujan. Keadaan geologis dan tanah yang ada di kota Bandung dan sekitarnya terbentuk pada zaman kwartier dan mempunyai lapisan tanah alluvial hasil letusan Gunung TangkubanParahu. Jenis material di bagian utara umumnya merupakan jenis andosol begitu juga pada kawasan dibagian tengah dan barat, sedangkan kawasan dibagian selatan serta timur terdiri atas sebaran jenis alluvial kelabu dengan bahan endapan tanah liat. Semetara iklim kota Bandung dipengaruhi oleh iklim pegunungan yang lembab dan sejuk, dengan suhu rata-rata 23.5 °C, curah hujan rata-rata 200.4 mm dan jumlah hari hujan rata-rata 21.3 hari per bulan.  Kata "Bandung" berasal dari kata bendung atau bendungan karena terbendungnya sungai Citarum oleh lava Gunung Tangkuban Perahu yang lalu membentuk telaga. Legenda yang diceritakan oleh orang-orang tua di Bandung mengatakan bahwa nama "Bandung" diambil dari sebuah kendaraan air yang terdiri dari dua perahu yang diikat berdampingan yang disebut perahu bandung yang digunakan oleh Bupati Bandung, R.A.Wiranatakusumah II, untuk melayari Ci Tarum dalam mencari tempat kedudukan kabupaten yang baru untuk menggantikan ibukota yang lama di Dayeuhkolot. Berdasarkan filosofi Sunda, kata "Bandung" berasal dari kalimat "Nga- Bandung-an Banda Indung", yang merupakan kalimat sakral dan luhur karena mengandung nilai ajaran Sunda. Nga-"Bandung"-an artinya menyaksikan atau bersaksi. "Banda" adalah segala sesuatu yang berada di alam hidup yaitu di bumi dan atmosfer baik makhluk hidup maupun benda mati. "Indung" adalah Bumi, disebut juga sebagai "Ibu Pertiwi" tempat "Banda" berada. Dari Bumi-lah semua dilahirkan ke alam hidup sebagai "Banda". Segala sesuatu yang berada di alam hidup adalah "Banda Indung", yaitu Bumi, air, tanah, api, tumbuhan, hewan, manusia dan segala isi perut bumi. Langit yang berada diluar atmosfir adalah tempat yang menyaksikan, "Nu Nga- Bandung-an". Yang disebut sebagai Wasa atau Sanghyang Wisesa, yang berkuasa di langit tanpa batas dan seluruh alam semesta termasuk Bumi. Jadi kata Bandung mempunyai nilai filosofis sebagai alam tempat segala makhluk hidup maupun benda mati yang lahir dan tinggal di Ibu Pertiwi yang keberadaanya disaksikan oleh yang Maha Kuasa.
Kota Bandung secara geografis memang terlihat dikelilingi oleh pegunungan, dan ini menunjukkan bahwa pada masa lalu kota Bandung memang merupakan sebuah telaga atau danau. Legenda Sangkuriang merupakan legenda yang menceritakan bagaimana terbentuknya danau Bandung, dan bagaimana terbentuknya Gunung Tangkuban Perahu, lalu bagaimana pula keringnya danau Bandung sehingga meninggalkan cekungan seperti sekarang ini. Air dari danau Bandung menurut legenda tersebut kering karena mengalir.melalui sebuah gua yang bernama Sangkyang Tikoro. Daerah terakhir sisa-sisa danau Bandung yang menjadi kering adalah Situ Aksan, yang pada tahun 1970-an masih merupakan danau tempat wisata, tetapi saat ini sudah menjadi daerah perumahan untuk pemukiman. Kota Bandung mulai dijadikan sebagai kawasan pemukiman sejak pemerintahan kolonial Hindia Belanda, melalui Gubernur Jenderalnya waktu itu Herman Willem Daendels , mengeluarkan surat keputusan tanggal 25 September 1810 tentang pembangunan sarana dan prasarana untuk kawasan ini.Di kemudian hari peristiwa ini diabadikan sebagai hari jadi kota Bandung. Kota Bandung secara resmi mendapat status gemeente (kota) dari Gubernur Jenderal J.B. van Heutsz pada tanggal 1 April 1906 dengan luas wilayah waktu itu sekitar 900 ha, dan bertambah menjadi 8.000 ha di tahun 1949, sampai terakhir bertambah menjadi luas wilayah saat ini.
Pada masa perang kemerdekaan, pada 24 Maret 1946, sebagian kota ini di bakar oleh para pejuang kemerdekaan sebagai bagian dalam strategi perang waktu itu. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan Bandung Lautan Api dan diabadikan dalam lagu Halo-Halo Bandung. Selain itu kota ini kemudian ditinggalkan oleh sebagian penduduknya yang mengungsi ke daerah lain. Pada.tanggal 18 April 1955 di Gedung Merdeka yang dahulu bernama "Concordia" (Jl.Asia Afrika,sekarang), berseberangan dengan Hotel Savoy Homann, diadakan untuk pertama kalinya Konferensi Asia- Afrika yang kemudian kembali KTT Asia-Afrika 2005 diadakan di kota ini pada 19 April - 24 April 2005.
Kota Bandung merupakan kota terpadat di Jawa.Barat, di mana penduduknya didominasi oleh etnis Sunda, sedangkan etnis Jawa.merupakan penduduk minoritas terbesar di kota ini dibandingkan etnis lainnya. Pertambahan penduduk kota Bandung awalnya berkaitan erat dengan ada sarana transportasi Kereta api yang dibangun sekitar tahun 1880 yang menghubungkan kota ini dengan Jakarta (sebelumnya bernama Batavia).  Pada tahun 1941 tercatatsebanyak 226.877 jiwa jumlah penduduk kota ini kemudian setelah peristiwa yang dikenal dengan Long March Siliwangi, penduduk kota ini kembali bertambah dimana pada tahun 1950 tercatat jumlah penduduknya sebanyak 644.475 jiwa. Dalam administrasi pemerintah daerah, kota Bandung dipimpin oleh wali kota. Sejak 2008, penduduk kota ini langsung memilih wali kota beserta wakilnya dalam pilkada , Sedangkan sebelumnya dipilih oleh anggota DPRD kotanya. Kota Bandung merupakan salah satu kota pendidikan, dan Soekarno , presiden pertama Indonesia, pernah menempuh pendidikan tinggi di Institut Teknologi Bandung (ITB) yang didirikan oleh pemerintah kolonial Hindia- Belanda pada masa pergantian abad ke-20. Sumber : id.m.wikipedia.org/wiki/Kota_Bandung

Catering Cimahi 

Selasa, 19 Maret 2013

Sejarah Kabupaten Bandung

Kabupaten Bandung lahir melalui Piagam Sultan Agung Mataram yaitu pada tanggal 9 bulan Muharram tahun Alif atau sama dengan hari sabtu tanggal 20 April 1641 Masehi. Bupati pertamanya adalah Tumenggung Wiraangunangun (1641-1681 M) Dari bukti sejarah tersebut ditetapkan bahwa 20 April sebagai Hari Jadi Kabupaten Bandung Jabatan bupati kemudian digantikan oleh Tumenggung Nyili salah seorang putranya. Namun Nyili tidak lama memegang jabatan tersebut karena.mengikuti Sultan Banten . Jabatan bupati kemudian dilanjutkan oleh Tumenggung Ardikusumah seorang Dalem Tenjolaya (Timbanganten) pada tahun 1681- 1704 . Selanjutnya kedudukan Bupati Kabupaten Bandung dari R.Ardikusumah diserahkan kepada putranya R. Ardisuta yang diangkat tahun 1704 setelah Pemerintah Hindia Belanda mengadakan pertemuan dengan para bupati se- Priangan di Cirebon. R. Ardisuta ( 1704- 1747 ) terkenal dengan nama Tumenggung Anggadiredja I setelah wafat dia sering disebut Dalem Gordah. sebagai penggantinya diangkat putra tertuanya Demang Hatapradja yang bergelar Anggadiredja II ( 1707- 1747 ). Pada masa Pemerintahan Anggadiredja III ( 1763- 1794 ) Kabupaten Bandung.disatukan dengan Timbanganten, bahkan pada tahun 1786 dia memasukkan Batulayang ke dalam pemerintahannya. Juga pada masa Pemerintahan Adipati Wiranatakusumah II ( 1794- 1829 ) inilah ibu kota Kabupaten Bandung dipindahkan dari Karapyak ( Dayeuhkolot) ke tepi sungai Cikapundung atau alun-alun Kota Bandung sekarang. Pemindahan ibu kota itu atas dasar perintah dari Gubernur Jenderal Hindia Belanda Daendels tanggal 25 Mei 1810, dengan alasan daerah baru tersebut dinilai akan memberikan prospek yang lebih baik terhadap perkembangan wilayah tersebut. Setelah kepala pemerintahan dipegang oleh Bupati Wiranatakusumah IV ( 1846 - 1874), ibu kota Kabupaten Bandung berkembang pesat dan beliau dikenal sebagai bupati yang progresif. Dialah peletak dasar master plan Kabupaten Bandung yang disebut Negorij Bandoeng.
Tahun 1850 dia mendirikan pendopo Kabupaten Bandung dan Mesjid Agung. Kemudian dia memprakarsai pembangunan Sekolah Raja (Pendidikan Guru) dan mendirikan sekolah untuk para menak (Opleiding School Voor Indische Ambtenaaren). Atas jasa-jasanya dalam membangun Kabupaten Bandung di segala bidang beliau mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Hindia Belanda berupa Bintang Jasa, sehingga masyarakat menjulukinya dengan sebutan Dalem Bintang. Di masa pemerintahan R. Adipati Kusumahdilaga, rel kereta api mulai dibangun,tepatnya tanggal 17 Mei 1884. Dengan masuknya rel kereta api ini ibu kota Bandung kian ramai. Penghuninya bukan hanya pribumi, bangsa, Eropa, dan Cina pun mulai menetap di ibu kota, dampaknya perekonomian Kota Bandung semakin maju. Setelah wafat penggantinya diangkat R.A.A. Martanegara, bupati inipun terkenal sebagai perencana kota yang jempolan. Martanegara juga dianggap mampu menggerakkan rakyatnya untuk berpartisipasi aktif dalam menata wilayah kumuh menjadi pemukiman yang nyaman. Pada masa pemerintahan R.A.A. Martanegara ( 1893- 1918 ) ini atau tepatnya pada tanggal 21 Februari 1906  Kota Bandung sebagai ibu kota Kabupaten Bandung berubah statusnya menjadi Gementee (Kotamadya). Periode selanjutnya Bupati Bandung dijabat oleh Aria Wiranatakusumah V (Dalem Haji) yang menjabat selama 2 periode, pertama tahun 1912- 1931 sebagai bupati yang ke-12 dan berikutnya tahun 1935- 1945 sebagai bupati yang ke-14. Pada periode tahun 1931 - 1935 R.T. Sumadipradja menjabat sebagai Bupati ke-13. Selanjutnya bupati ke-15 adalah R.T.E. Suriaputra ( 1945- 1947 ) dan penggantinya adalah R.T.M. Wiranatakusumah VI alias Aom Male ( 1948- 1956 ), kemudian diganti oleh R. Apandi Wiriadipura sebagai bupati ke-17 yang dijabatnya hanya 1 tahun ( 1956- 1957 ). Bupati berikutnya adalah Letkol. R. Memet Ardiwilaga ( 1960- 1967 ). Kemudian pada masa transisi ( Orde Lama ke Orde Baru) dilanjutkan oleh Kolonel Masturi. Pada masa Pimpinan Kolonel R.H. Lily Sumantri tercatat peristiwa penting yaitu rencana pemindahan ibu kota Kabupaten Bandung yang semula berada di Kotamadya Bandung ke Wilayah Hukum Kabupaten Bandung, yaitu daerah Baleendah. Peletakan batu pertamanya pada tanggal 20 April 1974 , yaitu pada saat Hari Jadi Kabupaten Bandung yang ke-333. Rencana pemindahan ibu kota tersebut berlanjut hingga jabatan bupati dipegang oleh Kolonel R. Sani Lupias Abdurachman ( 1980- 1985 ). Atas pertimbangan secara fisik, geografis, daerah Baleendah tidak memungkinkan untuk dijadikan sebagai ibu kota kabupaten, maka ketika jabatan bupati dipegang oleh Kolonel H.D. Cherman Affendi ( 1985- 1990 ), ibu kota Kabupaten Bandung pindah ke lokasi baru yaitu Kecamatan Soreang . Di tepi Jalan Raya Soreang, tepatnya di Desa Pamekaran inilah dibangun Pusat Pemerintahan Kabupaten Bandung seluas 24 hektare, dengan menampilkan arsitektur khas gaya Priangan. Pembangunan perkantoran yang belum rampung seluruhnya dilanjutkan oleh bupati berikutnya yaitu Kolonel H U. Djatipermana, sehingga pembangunan tersebut memerlukan waktu sejak tahun 1990 hingga 1992. Tanggal 5 Desember 2000, Kolonel H. Obar Sobarna, S.I.P. terpilih oleh DPRD Kabupaten Bandung menjadi Bupati Bandung dengan didampingi oleh Drs. H. Eliyadi Agraraharja sebagai Wakil Bupati. Sejak itu, Soreang betul-betul difungsikan menjadi pusat pemerintahan. Pada tahun 2003 semua aparat daerah, kecuali Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Perhubungan, Dinas Kebersihan, Kantor BLKD, dan Kantor Diklat, sudah resmi berkantor di kompleks perkantoran Kabupaten Bandung. Pada periode pemerintahan Obar Sobarna, yang pertama dibangun adalah Stadion Olahraga , yakni Stadion Si Jalak Harupat . Stadion ini merupakan stadion bertaraf internasional yang menjadi kebanggaan masyarakat Kabupaten Bandung. Selain itu, berdasarkan aspirasi masyarakat yang diperkuat oleh Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999, Kota Administratif Cimahi berubah status menjadi kota otonom. Tanggal 5 Desember 2005, Obar Sobarna menjabat Bupati Bandung untuk kali kedua didampingi oleh H. Yadi Srimulyadi sebagai wakil bupati melalui proses pemilihan langsung. Di masa pemerintahan yang kedua ini, berdasarkan dinamika masyarakat dan didukung oleh hasil penelitian dan pengkajian dari 5 perguruan tinggi, secara yuridis terbentuklah Kabupaten Bandung Barat bersamaan dengan keluarnya Undang-Undang Nomor 12 tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Bandung Barat di Provinsi Jawa Barat. Ibu kota Kabupaten Bandung Barat terletak di Kecamatan Ngamprah). Bupati Bandung Barat masa jabatan 2008 -2013 adalah Abubakar.

Sumber : id.m.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Bandung
( Layanan Katering Kota Cimahi )

Sejarah Kabupaten Bandung Barat

Wacana pemekaran Kabupaten Bandung menjadi 2 kabupaten telah muncul sejak tahun 1999. Berdasarkan surat permohonan Bupati KDH TK.II Bandung yang saat itu dijabat oleh H.U.Hatta Djati Permana, S.Ip mengajukan surat kepada Ketua DPRD yang saat itu dijabat oleh H.Obar Sobarna, S.Ip . Surat permohonan bupati bernomor 135/1235 Tapem tanggal 22 juni 1999 perihal permohonan persetujuan pemekaran wilayah Kabupaten Dati II Bandung. Bupati memohon kepada pimpinan beserta anggota DPRD kiranya dapat mengabulkan dan mendukung atas terselenggaranya rencana pemekaran Kabupaten Bandung menjadi Kabupaten Dati II Bandung dan Kabupaten Padalarang (sekarang Kabupaten Bandung Barat). Hal tersebut disambut positif oleh DPRD Kabupaten Bandung dengan diterbitkannya surat keputusan DPRD Dati II Bandung nomor 5/1999/12/07 tentang persetujuan awal DPRD terhadap pemekaran wilayah Kabupaten Dati II Bandung. Namun pada tanggal 23 Desember 1999, Ketua DPRD Kabupaten Bandung melayangkan surat nomor 135/1499/TU tentang pemekaran Kabupaten Bandung yang isinya antara lain: Kami sampaikan bahwa proses awal yang sedang ditempuh oleh Pemda (sesuai UU no 5/74) agar ditangguhkan / dihentikan, demi ketertiban dan kelancaran pelaksanaan selanjutnya sesuai dengan Undang Undang no.22/1999. Perkembanguan selanjutnya sesuai UU No.22/1999, sebagian kecil dari wilayah Kabupaten Bandung yaitu Kota Administratif Cimahi ditingkatkan statusnya menjadi Pemerintah Kota Cimahi yang meliputi 3 Kecamatan, yaitu Kecamatan Cimahi Selatan,Kecamatan Cimahi Tengah, dan Kecamatan Cimahi Utara , maka rencana pemekaran Kabupaten Bandung semakin tertunda karena Kota Cimahi sebelumnya merupakan bagian dari wilayah administratif Kabupaten Bandung. Setelah Cimahi menjadi Kota Otonom, terpisah dari Kabupaten Bandung, tuntutan pemekaran Kabupaten Bandung mencuat kembali ke permukaan sejalandengan dibukanya ruang publik untuk mengaspirasikan kehendak membentuk daerah otonom baru. Hal tersebut dijamin oleh Undang-Undang No.22/1999. Tuntutan pemekaran wilayah Kabupaten Bandung, dilihat dari kondisi geografisnya oleh beberapa kalangan dinilai dapat dipahami sebab wilayah Kabupaten Bandung cukup luas (2.324.84 km2) dengan letak wilayah mengelilingi Kota Bandung dan Kota Cimahi. Disamping itu, jumlah penduduknya cukup banyak, berdasarkan SUPAS 2002 sebanyak 4.300.000 jiwa. Berangkat dari kondisi itulah pada tanggal 9 Agustus 1999 para tokoh masyarakat Bandung Barat  berkumpul membentuk Forum Pendukung  Percepatan Pemekaran Kabupaten Bandung Barat yang dipimpin ketuanya Drs. H.Endang Anwar. Setahun kemudian terbentuk lagi Forum Peduli Bandung Barat yang diketuai Asep Suhardi, Forum Bandung Barat Bersatu yang dipimpin H. Zaenal Abidin, Drs. AdeRatmadja, Asep Suhardi dan Asep Ridwan Hermawan, serta Forum Pemuda Bandung Barat yang dipimpin Eman Sulaeman,SE. Disamping itu pergerakan ini didukung oleh beberapa tokoh PNS seperti Drs. H. Pandji Tirtayasa, MSi., Drs. H. Megahari Pudjiharto,M.Si,
Ir. Donny Widiaman, MS dan tokoh pendukung pemekaran lainnya. Karena sama-sama untuk memperjuangkan berdirinya Kabupaten Bandung Barat, berbagai LSM dan Forum bergabung dalam satu wadah, yaitu Komite Pembentukan Kabupaten Bandung Barat (KPKBB) yang dipimpin ketua umumnya Drs. H. Endang Anwar. KPKBB bersama elemen masyarakat Bandung Barat mengawali upaya perjuangannya dengan melaksanakan deklarasi bersama untuk terus berjuang agar Bandung Barat menjadi daerah otonom terpisah dari Kabupaten Bandung. Deklarasi tersebut dilaksanakan di Gedung Diklat Keuangan Gado Bangkong Kecamatan Ngamprah pada tanggal 30 Agustus 2003. Naskah deklarasi dibacakan dan ditandatangani berbagai elemen masyarakat Bandung Barat. Hal tersebut diakukan KPKBB sebagai bentuk komitmen bersama dalam upayanya memperjuangkan dan menyampaikan aspirasi ke berbagai lembaga, baik legislatif maupun eksekutif Daerah Kab. Bandung,Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Pusat serta DPR RI / DPD RI. Sampai lahirnya Undang-Undang  Republik Indonesia No. 12 tahun 2007 Tentang Pembentukan Kabupaten Bandung Barat Menjadi Daerah Otonom di Provinsi Jawa Barat. Penjabat Sementara Bupati Bandung Barat Drs. H. Tjatja Kuswara, SH.MH selesai menjalankan tugasnya pada tanggal 17 Juli 2008.
Bupati dan Wakil Bupati Bandung Barat pertama Drs. H. Abubakar, M.Si dan Drs. Ernawan Natasaputra, M.Si , hasil pemilihan umum dilantik pada tanggal 17 Juli 2008 oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Lc . atas nama Presiden.

Sumber : id.m.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Bandung_Barat
(Info Jasa katering : 087718218777)

Sejarah Kota Cimahi ( Kota Hijau )

Cimahi berasal dari kata bahasa Sunda ”Cai Mahi”, yang artinya “Sumber Air yang cukup”. Dikenal pada saat Jendral Daendels membuat jalan Anyer-Panarukan pada tahun 1811, dengan membuat pos penjagaan di sekitar Alun-Alun Cimahi sekarang. Pada tahun 1874 - 1893, dibangun jalan kereta api dari Bandung ke Cianjur, dimana dibuat juga Stasiun Cimahi. Cimahi kemudian menjadi kota ‘Militer’ atau kota ‘Tentara’ atau kota ‘Hijau’ (hijau ini mengacu ke seragam tentara yang berwarna hijau, red.) sejak di buat menjadi Pusat Pendidikan Militer pada tahun 1886. Pada saat itu juga dibangun fasilitas-fasilitas pendukung lainnya seperti Rumah Sakit Dustira juga Rumah Tahanan Militer. Pada perkembangannya kemudian, pada tahun 1935, Cimahi ditetapkan sebagai Kecamatan. Setelah Indonesia merdeka, Cimahi menjadi bagian dari Kabupaten Bandung Utara. Pada tahun1962, Cimahi kemudian dibuat menjadi Kawedanaan Cimahi yang meliputi kecamatan-kecamatan: Cimahi, Batujajar, Padalarang dan Cipatat. Pada tahun 1975, Cimahi kemudian berubah menjadi Kota Administratif (yang pertama di Jawa Barat), dan akhirnya tanggal  21 Juni 2001 ditetapkan sebagai Kota Cimahi. Cimahi berada di sebelah barat Kota Bandung, dan menjadi kota penyangga bagi Ibu kota Jawa Barat tersebut. Jumlah penduduk 612,168 jiwa (per Mei 2011), dengan luas wilayah 48,42 km persegi.

Sumber : cimahi.info/sejarah-kota-cimahi

" Katering Cimahi melayani pesanan masakan khas sunda 087718218777"

Jasa Catering / Katering Halal Kota Cimahi : 022-92396349 / 0877-23151-567

 Melayani pesanan Catering Halal di Cimahi untuk memenuhi kebutuhan setiap acara anda diantaranya catering perusahaan, nasi box perkantoran, catering harian Pabrik , rantangan perumahan atau apartemen, menu box special, pernikahan , prasmanan, dan nasi tumpeng komplit.
Di Catering Cimahi tersedia berbagai pilihan harga catering Sistem layanan pesan antar / delivery service dengan menu masakan beragam dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan budget. Jasa catering service Cimahi tersedia dalam bentuk :

Catering Harian untuk ke kantor, rumah, kost,apartment, pabrik, dikemas dengan menggunakan kotak putih. Harga dan menu dapat disesuaikan juga dengan kebutuhan. Sistem pembayaran dapat dibayar dimuka minimal untuk 10 hari dimuka. Catering menu box special seperti nasi timbel, nasi uduk, nasi rames, nasi kuning, nasi gudeg, dan beragam menu nasi box makanan tradisional Indonesia lainnya. Untuk memenuhi acara keluarga,pesta,syukuran / selamatan, ulang tahun, corporate gathering.

Harga dan Menu dapat disesuaikan juga dengan kebutuhan. Sistem Pembayaran dibayar dimuka 50% pada saat Pemesanan dan pelunasan 50% pada saat pengantaran.
Ketentuan Pemesanan Catering Cimahi :

- Pemesanan Jasa Catering minimal dilakukan 3 hari sebelumnya
- Perubahan pada menu makanan atau minuman dapat dilakukan 2 hari sebelum hari H sebelum jam 12.00
- Pembayaran Uang Muka sebesar 50%

Tim Catering Cimahi didukung oleh tim berpengalaman belasan tahun di dunia Kuliner / Catering. Menu Team Catering kami dijamin HALAL, karena sangat mengutamakan suasana ISLAMI dalam operasional sehari harinya.

Bagi anda yang memerlukan Layanan Jasa Catering di wilayah Cimahi , Bandung dan Sekitarnya, Silahkan hubungi  :
Alamat   : Jalan Kebon Manggu A323 Padasuka , Cimahi - Jawa Barat
Telepon : 022-92396349 / 0877-23151-567
Email     : cateringcimahi@gmail.com